Wednesday, November 16, 2011

Sketching @ Selasar Sunaryo













sketch credit to :
Stella Ajeng
Tiara Deysha R

Photos Credit to:
Nadia Almira
Shilta Finella

Sketching @ Perpustakaan Baru














credit photos to :
Shanti Amelia Purnomo
Oktavia Ika Putri
Shilta Finella
Siti Bararah
Stella Ajeng
Tiara Deysha R

Sunday, September 18, 2011


Desain dan Merancang

Kata desain dalam konteksnya mengandung dua pengertian, yaitu desain sebagai kata kerja yaitu suatu kegiatan merancang dan desain sebagai kata benda yaitu hasil rancangan. Sementara untuk orang yang melakukan kegiatan mendesain atau merancang kita dapat menyebutnya desainer. Asal usul kata desain berawal dari bahasa Inggris yaitu design. Design menurut awal katanya yang berasal dari Latin yaitu Designare, berarti menandai atau membatasi. Kata sign sendiri berarti adalah ‘tanda’. Kata ‘rancang’ dalam bahasa Indonesia berasal dari sebutan kayu pancang yang ditancapkan ke tanah sebagai alat bantu untuk mengetahui seberapa dalam tanah tersebut. ‘Rancang’ juga disebut sebagai tanda. Pembuatan tanda-tanda ini pada awalnya adalah untuk membedakan, menyatakan kepemilikan, memberi suatu maksud tertentu. Ketika terdapat suatu permasalahan, tanda atau sign muncul untuk membatasi dan menandai dengan simbol-simbol tertentu agar mudah dikenali. Hal ini berarti design atau rancangan adalah suatu penyelesaian atau jawaban dari permasalahan yang muncul. Ciri-ciri desain pada hakekatnya mengandung dua unsur. Sebagai ‘kegiatan’, desain dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Sebagai ‘benda’, desain menentukan apa dan bagaimana sesuatu harus dijalankan.
Manusia mulai mendesain ketika mereka harus membuat suatu alat untuk membantu mereka hidup. Contohnya ketika manusia purba pada jaman dahulu membuat kapak batu dan tombak. Ada maksud dan tujuan tertentu ketika mereka menentukan seberapa besar kapak yang dibuat, seberapa panjang tombak yang mereka gunakan, bagaimana bentuk batunya agar dapat membantu mereka mencabik-cabik makanan mereka, itu semua tentunya dimulai dengan adanya problem. Sudah naluri manusia untuk mencari jalan keluar ketika mereka merasa terhambat.
Dalam konteks desain dan merancang, tentu arsitek termasuk salah satunya. Namun untuk khususnya arsitek ditujukan untuk perancang yang merencanakan suatu bangunan dan segala kegiatan yang berhubungan dengannya. Berasal dari awal katanya, Archictecton artinya bukanlah seseorang yang merancang atau memberi gagasan melainkan kepala tukang kayu. Ini dikarenakan pada jaman Yunani dulu, bangunan yang mereka ciptakan tidak diketahui siapa penggagasnya dan mereka tidak pernah memakai gambar sebagai suatu rencana. Orang-orang yang bertugas membangun itu lebih tepat disebut juru karena mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang apa dan bagaimana operasional dari pembangunan itu. Ilmu arsitek dipelajari turun-temurun secara rahasia oleh keluarga-keluarga mereka. Lalu berubah pada jaman Romawi, pendidikan arsitek lebih terkonsep melalui beberapa tahap. Mereka dilatih seni bebas terlebih dahulu, lalu menjadi asisten seorang arsitek yang mapan sebelum beberapa tahun kemudian menjadi seorang arsitek itu sendiri. Ilmu arsitektur pun sempat menonjol sebagai seni yaitu pada jaman Revolusi Industri. Namun pada waktu itu kebutuhan akan perpaduan barang-barang dan desain yang baik belum terpenuhi. Maka itu Bauhaus didirikan sebagai suatu substansi pendidikan pertama yang mengangkat desain sebagai subyek yang dapat dipelajari. Setelah tahun 1960-an, ilmu tentang merancang telah dapat dibahas dengan baik dan tersusun. Pendekatan yang digunakan adalah 1) kumpulan objektif, 2) analisa, 3) evaluasi dan yang terakhir 4) strategi. Semakin modern, semakin banyak bidang yang dipelajari metode-metode yang selalu disesuaikan dengan keadaan pada jaman itu. Hal ini terus berkembang sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang perancang tentu harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bermacam-macam hal.
Masalah desain dan rancangan pun tergantung oleh budaya, waktu, tempat, dan sistem nilai yang dianut oleh masyarakatnya. Kita tidak dapat menentukan batasan atau poin-poin untuk mengukur bagaimana desain dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya karena problem yang dialami pun berbeda-beda. Cara mereka menyelesaikan masalah dan melihat permasalahan itu sendiri yang nantinya membentuk  keanekaragaman desain dan ciri khas yang ditonjolkan. Maka itu terdapat beberapa contoh kebudayaan yang menghasilkan desain sebagai suatu kegiatan rutin. Padahal, desain adalah sesuatu yang dinamis dan terus berubah. Kegiatan yang rutin itu dikhawatirkan tidak dapat peka terhadap permasalahan-permasalahan baru yang muncul sehingga tidak dapat menjawab tantangan dunia global.
Maka itu janganlah kita sebagai perancang melupakan definisi awal dari merancang, yaitu menyelesaikan suatu permasalahan. Kegiatan merancang yang hanya mengikuti keinginan klien atau membatasi pola-pola desain hanya akan membuat dunia desain kaku dan tak bergerak. Teruslah berpikir kreatif agar dapat menyelesaikan problem-problem yang lama ataupun baru dengan perspektif yang berbeda. Menggali pengetahuan sebanyak mungkin dapat mengeluarkan si perancang dalam berpikiran sempit dan rutin. Melalui penelusuran yang lebih dalam dan memperkaya ilmu dapat menghasilkan pandangan yang lebih imajinatif sehingga kita tidak takut dengan berbagai problem-problem baru yang terus hadir di dunia yang dinamis ini. 

Sumber : Desain dan merancang oleh Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch

Friday, May 27, 2011

Arsitektur Interior UI

Selengkapnya tentang Arsitektur Interior UI buat yang masih bingung hheheee
Ini gw copas dari Panduan Akademik S1 Teknik 2010 yang dikeluarin FT yaaa


KURIKULUM PROGRAM STUDI ARSITEKTUR INTERIOR
 
Visi
Menghadirkan sebuah institusi pendidikan arsitektur yang berkualitas unggul yangmendapatkan pengakuan nasional dan internasional, dalam rangka membina calon lulusan yang berpikiran kritis, bersikap bijaksana, bertindak kreatif dengan wawasan global namun tetap memperhatikan kearifan lokal dan lingkungan.
 
Misi
Menyelenggarakan pendidikan arsitektur interior yang berkualitas yang mendorong pengetahuan perancangan, kemampuan yang diperlukan bagi lulusan individu dan profesional, nilainilai yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat dan sikap tanggap pada persoalan yang terkait dengan ruang hidup manusia. Program studi arsitektur interior berorientasi untuk membentuk komunitas arsitektur yang bhinneka, mempunyai kepekaan sosial yang baik dan mempunyai kemampuan akademis yang tinggi agar mampu bersaing dalam dunia global.
 
Program studi arsitektur interior akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan responsif terhadap lingkungan, mengembangkan kurikulum yang dinamis sesuai perubahan dan kemajuan IPTEK, menerapkan metoda pembelajaran yang mendorong untuk berpikir kritis dan kreatif serta mengembangkan jejaring kolaboratif dengan lembaga pendidikan dan riset lain serta masyarakat dan professional.
 
Tujuan Pendidikan
Program Studi Arsitektur Interior (PSAI) FTUI bertujuan mengembangkan program pendidikan yang responsif terhadap persoalan aktual dan krusial di dalam masyarakat, mengembangkan pendekatan multi disiplin dalam pendidikan, riset secara nasional dan internasional serta mengembangkan jejaring kerja dan pendidikan dengan badan-badan dan institusi terkait.
 
Lulusan
Sarjana Program Studi Arsitektur Interior akan mampu menerapkan ilmu arsitektur interior dalam pemanfaatan sumberdaya dan kekuatan alam. Secara mandiri mampu bersikap positif dalam menerapkan pengetahuan arsitektur interior yang dimilikinya dan dapat mengembangakn ilmunya secara bijaksana sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Memiliki kemampuan menganalisa dan memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan bidangnya. Dapat berkerja dalam bidang perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan pengawasan berdasarkan konsep rekayasa. Memahami perancangan ruang dalam sebagai bagian dari perancangan ruang luar sehingga kepekaan terhadap teknologi dan konstruksi bangunan melengkapi nilai estetika perancangan.
 
Bidang Kerja
Sebagai arsitek interior dalam perancangan interior bangunan perumahan, bangunan komersial, rumah sakit dan juga interior bangunan umum lainnya. Dapat pula bekerja sebagai design principal pada konsultan interior,
corporate designer atau perancang setting film, TV, teater serta pengajar dan kritikus.

Seorang Calon Sarjana Arsitektur Interior wajib menyelesaikan perkuliahan dengan hasil lulus (nilai minimal C) minimal sebanyak 145 SKS yang terdiri atas : mata kuliah dasar teknik 12 sks, mata kuliah umum universitas 12 sks, mata kuliah dasar keahlian 28 sks, mata kuliah keahlian 64 sks dan mata kuliah pilihan 29 sks
 
(untuk jelasnya lihat gambar 3.5.1)
 
Apa bedanya Arsitektur Interior UI dengan Desain Interior universitas lain?

Kurikulum 2008 Program Studi Arsitektur Interior disusun dengan mempertimbangkan keunggulannya yaitu  berada pada Departemen Arsitektur FTUI dan juga di Universitas Indonesia. Kurikulum Program Studi Arsitektur Interior bertolak dari disiplin ilmu Arsitektur, bukan dari disiplin Seni Rupa. Di Program Studi ini, mahasiswa akan diberi pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memberi kesempatan mereka mengembangkan diri dalam perancangan arsitektur interior dengan yang secara khusus berada pada ranah arsitektur, tentu yang berkaitan dengan penciptaan ruang dalam dan penciptaan perangkat ruang dalam. Kurikulum Program Studi Arsitektur Interior di Fakultas Teknik UI memberi kesempatan pada mahasiswa Program Studi Arsitektur Interior untuk memiliki dasar-dasar rekayasa (basic engineering), suatu kemampuan yang tidak mereka dapatkan di program studi arsitektur interior yang pada umumnya bernaung di bawah Fakultas Seni Rupa dan Design.



Mata Kuliah Pilihan (29 sks)

AIF200801 Manajemen Proyek 3
AIF200802 Utilitas Bangunan 3
AIF200805 Metode Penelitian 3
AIF200808 Psikologi Arsitektur 3
AIF200809 Kerja Praktek I 3
AIF200810 Presentasi CAD - Archicad 3
AIF200811 Arsitektur Etnik 3
AIF200812 Fotografi 3
AIF200832 Kerja Praktek II 3
AIF200833 Sejarah Arsitektur II 3
AIF200828 Kapita Selekta 3
AIF200820 Lingkungan Daur Hidup 3
AIF200822 Hukum Pembangunan dan Perburuhan 3
AIF200824 Akustik 3
AIF200825 Tata Cahaya 3
AIF200834 Design Produk 3
AIF200826 Studi Kelayakan Proyek 3
AIF200835 Seni Rupa II 3
AIF200836 Teknik Presentasi 3
AIF200827 Pusaka Arsitektur 3
AIF200837 Bangunan Hemat Energi 3

untuk apa aja yang udah gw pelajarin di smester 2, nanti pas libuan yaa gw ngeposnya hihiii

Wednesday, February 9, 2011

Sumpit

Jeng jeeeng~~

Bahan kita kali ini adalah sumpit~

Tiap kelompok disuruh membuat suatu bangun dari bahan itu selama kurang lebih 2 jam

Alat yang digunakan untuk membantu si sumpit boleh apaaa aja, mau pake lem, kawat, tali, kertas, plastik, apa aja boleh deh

Setelah itu, masing-masing kelompok mempresentasikan apa yang mereka buat
Teruuus inih diaaa hasilnyaaaa






daaaan kelompok gw tebak yang manaa??
tadaaaaa



asik loh bikinnya \(^^)/
biar rada dikejar deadline dan diitung waktunya menit ke menit tapi pas kincir dan base nya bersatu, rasanya woooaaaah hhaaahaa

Tuesday, February 1, 2011

Tekomars -first day-

Huanyaaauuu~~ *kata apaan tuh*
Akhirnya, semester baru, mata kuliah baru, studio baru, senaaang.
Studio kita kali ini memang agak jauh dari studio lama dan mesti naik ke lantai 6 gedung S tiap hari Selasa, Kamis dan Jumat. Namun, gantinya kita dapet studio yang jauh lebih bright daripada yang lama. Pemandangannya bagus, mejanya enak, kursinya bisa buat racing dan muter-muter geje, AC nya juga dingin banget. Ke kantin jauh sih, ya tapi gapapalah yaa. Sekalian jalan-jalan ceritanya hhahaa








Kali ini kita dapet mata kuliah tekomars
Hah? TEKO - MARS? apaan tuh?? *kata anak mesin begitu~ haghagahaa*

Tekomars itu teknik komunikasi arsitektur,makul di mana kita belajar mengkomunikasikan apa yang di pikiran kita pake gambar. Jadinya orang yang ngelihat gambar kita bisa ngerti apa yang mau kita ceritain ke mereka. Ya semacam itulah.

Tugas kita yang pertama di tekomars adalah menggambar di kertas A3 dengan menceritakan diri kita sendiri. Bagaimana kita dapat menggambarkan diri kita dalam satu kertas tersebut sehingga fasilitator kita dapat mengenal kita lebih jauh.

Lalu tugas yang kedua, kita disuruh untuk menggambarkan salah satu ekspresi. Entah itu ekspresi marah, sedih, senang, kasmaran, rindu, dan sebagainya. Perasaan-perasaan itu dirumuskan terlebih dahulu, baru kita dapat menggambarkan sesuai dengan yang kita inginkan. Kita harus mengetahui dan menilik dengan dalam bagaimana perasaan yang ingin kita bangun dan gambar seperti apakah yang ingin ditampilkan.


Yaa pokoknya sih kayaknya asyik. Katanya tiap hari jumat kita bakal mempresentasikan hasil tugas kita. Jadi, setiap minggu harus bener-bener banting tulang lagi nih buat tekomars. Mudah-mudahan ga separah seni rupa deh hhahhaaaa

Thursday, January 27, 2011

How to Become a Stage Designer

By an eHow Contributor 

Stage designers create scenes based on the time, place, setting and mood of a play, film or TV show. They are responsible for the stage construction, costume creation and the use of props that are involved in a production. Follow these steps to begin designing your career as a stage designer.
Difficulty: Moderate

Instructions

  1. Research the career to learn whether it appeals to you. Sites such as College Board or the Princeton Review give information about the typical workload of a stage designer.
  2. Study theater-related courses at a college or design institute. Focus on courses in art, art history, technical drawing and computer-assisted drafting. Theater production classes can get you started in hands-on training, and shop classes are also helpful for building and painting sets and props. These courses usually lead to a degree in theater or fine arts.
  3. Train in stage design. Start small by working in school productions or local community theater, then work your way up to Broadway or Hollywood. Gain skills in researching time periods for a scene, studying scripts and designing with freehand sketches and scale models. Learn what it's like to oversee construction of a set from start to finish.
  4. Create your portfolio. Collect your artwork, sculptures and other designs that you've done for any theater, television or film productions.
  5. Find a job as a stage designer. Search newspapers or arts-related magazines and websites to find opportunities at performing arts companies, movie studios, museums, fairs, festivals, and even zoos and parks.
  6. Meet with the directors and other designers. Attend an interview or an audition. Prepare a resume that includes your related work experience and plan to show off your portfolio in hopes of getting the job.
Master plans, feasibility studies ride design, FEC's, resort design

AIPAH - A boutique school focusing on performing arts! Years 7-12

Dragonball, X-MEN, Simpsons etc Create a Character and Get 5,000JPY

Professional Web Design For Rentals Web Design, Rental Marketing & More

Tips & Warnings

  • Solving problems and working calmly under pressure are the keys to being a good stage designer. Stage designers must draw, paint, sculpt and build to create the perfect production set. They are also in charge of choosing the production's furniture and clothing.
  • Stage designers must communicate effectively with directors, production managers, lighting and sound technicians, carpenters and prop builders in order to finalize a set. You must be willing to accept feedback from others, and revise sets when necessary.
  • It's common to work long hours under deadline as a stage designer. This job may not be the right fit if you're not a night owl and you prefer the traditional 9 to 5 job.
  • Never design a stage or a movie scene without studying the script first. Mismatched color schemes or a misplaced building or object can ruin a production.


    source here

Mau Jadi Apa?

Masuk Interior, mau jadi apa?

Hemm hal itu juga udah berkutat di kepala gw dari kapan tau, apalagi waktu bingung milih antara arsitektur dan interior. Huaah nyari-nyari alasannya setengah mati. Enakan mana? Mau kemana? Susahan mana?

Hedeeh hedeeh.. Hal itu mah ga bakal abis kalo dibahas. Yang penting gimana kita enjoynya, dimana passion kita. Toh kalo urusan kerja-bekerja nanti banyak yang belok juga kok hhoo..

Tapii.. ga ada salahnya juga kan kalo kita punya cita-cita?

Kalo gw, entah sejak kapan-dimana-jam berapa, gw pengen banget nanti bisa nge design performing stage concert yang megah naujubillah hhahaa.. Hemm mungkin hal ini muncul setelah gw kenal TVXQ? *halah agak oot maap yak*

Eh tapi beneran loh, gw baru agak mengerti tentang esensi dari betapa pentingnya stage itu sendiri bagi sang artis setelah masuk dunia kpop. Stage itu sendiri bisa mempresentasikan lagu yang akan dinyanyikan, menciptakan feel dari lagu itu, mengkoneksikan antara fans dan artis, lalu bagaimana sang artis bisa berinteraksi melalui berbagai fasilitas yang disediakan di panggung. Memang hal itu bukan jadi hal yang utama, tapi dengan menciptakan stage yang comfortable, sang artis pun bisa mendapatkan nilai tambah. Dengan stage design yang bagus pula, mereka bisa terlihat lebih cemerlang. Hal itulah yang ingin gw ciptakan.

Design panggung kayaknya erat berhubungan sama material dan lighting yaa.. Coba kalau misalnya lantai stage nya licin dan mengkilat. Bagus kan kelihatannya? Tapi ternyata stage itu dipakai untuk sang artis nge dance. Nyuuh bisa kepeleset kayak Changmin waktu itu hihihiii.. Naah kalo lighting itu kayaknya penting banget. Gak asal-asalan naro-naro lampu yak hhaa.. Salah-salah nanti bisa backlight *kecuali kalau emang sengaja efeknya itu* atau nanti malah panggungnya terlalu terang sampai-sampai artisnya sendiri ga keliatan, atau lampunya terlalu panas sehingga si artis ga comfort sama panggungnya. Hemmm...

Coba lihat ini deh, panggungnya superb XDD
Ada 4 tema panggung yang mereka pakai dalam satu kali perform, soalnya mereka nyanyi medley 4 lagu juga, dan tiap lagu imagenya beda-beda. Kebayang kaaan kerennya XDD





Enakan nonton videonya nih hhaaa

Kalau yang tipenya dance beat kayaknya main lighntingnya banyak yak *sotil*

Adalagi kalau lagunya mellow kita bisa pakai fasilitas panggung lain kayak lift stage atau yang bisa muter-muter kayak ini



Atau mau panggung yang outdoor? Bisa bisaa

@Universal Studio, Japan

Ini panggungnya cocok banget sama lagunya
Mereka lagi nyanyi theme song One Piece *ya
tau sendiri kan itu temanya emang bajak laut*



Yaah baru segitu saja saya bisa cuap-cuap *makanya belajar yang bener! XD*
Cukup sekian sotil-sotilannya deh
maap yak jadi lahan fangirling hhahaa (≧∀≦)
Yang tertarik juga boleh dong share ahahaa

Friday, January 21, 2011

Passing Grade Arsitektur Interior UI

Hemm gara-gara kemarin ikutan acara bedah kampus di SMA saya, SMAN 28 Jakarta, jadi inget gimana perjuangan buat tembus PTN yang dipengen
Setiap hari kerjaannya ngisiin soal, ngebulet-buletin jawaban, sampai rumah pun kerjaannya bacain catetaan aja

Trus dulu saya juga sempet bingung, labil dan galau buat mikirin jurusan apa yang gw pengen hhehee
Pilihan pertama sih maunya FSRD ITB, tapi apa daya, ayah ga setuju dengan embel-embel seni yang agak abstrak. Seni itu, kalo beneran murni seni banget dan kita bukan orang yang jenius akan seni, kita akan terlunta-lunta, begitu kata ayah saya. Saya pun sebenernya agak ga setuju dengan komennya.
Tapi yasudahlah, kata ayah, kalo saya suka gambar, mending cari yang ada sains dan penerapannya. Hemm apalagi kalo bukan arsitektur? Hoo oke, saya coba cari tentang arsitektur

Ternyata, UI menyediakan 2 pilihan arsitektur, yaitu arsitektur dan arsitektur interior
Tapi semakin dicari, semakin ditelusuri, ternyata passion gw lebih ke arsitektur interior, entah kenapa hhahaa
Bahkan gw udah ikut seleksi UM UGM dan lolos di jurusan Arsitekturnya yang katanya lebih bagus dari Ars UI

udah ngambil almamater UGM juga hhaa :p


Tapi, tapi, tapiiii... tetep aja passion adanya di Interior, biar semua orang bilang saya bodoh buat milih jurusan yang bahkan baru dibuka 3 tahun ini, entah kenapa, gw tetap kekeh dan berusaha ga menggubris pendapat orang. Bukan karena gak mau ngekos di Jogja, bukan karena takut jauh dari orang tua, bukan karena saya gak bisa mandiri, bukan. Saya berhak memilih pilihan yang saya inginkan, kan? Pertimbangkan apa yang baik buat kamu, makin kamu tanya ke orang lain, semakin kamu bingung, tanyalah ke dirimu sendiri, begitu kata ayah

Mudah-mudahan pilihan ini gak salah, semua memang ada plus dan negatifnya kok. Jalani apa yang ada dan kita harus total yeeaaah

hoo oke curhatnya. Sekarang gw mau memperlihatkan perbandingan passing grade Interior UI yang agak mencengangkan O__o

Waktu tahun gw, 2010, Interior itu masuk urutan agak bawah-bawah, bareng sama teknologi bioproses yang baru dibuka tahun ini. Kalau gak salah, passing grade Interior sekitar 30an % deh

 sumber : disini

Naaah terakhir adek gw bilang, katanya passing grade Arsitektur Interior tinggi, lebih tinggi malah dari Arsitektur. Hemm kaget bukan kepalang gw dengernya hhahaaa
Mungkin karena daya tampung kita lebih sedikit kali yak.
Tahun ini, kelas Interior gw penghuninya cuman 45 orang. Tadinya 48, tapi 2 orang pindah ke STAN, atu lagi auk kemana dah
Maka itu, untuk menghilangkan rasa penasaran gw, gw coba cari deh hhaa
Eeeh nemunya ini

sumber : here

 Masa jadi melejit sampe 49,5 % ???

Humm yasudalaah hhahaa yang penting gw udah masuk :p
Teman-teman yang ingin masuk interior, ayoo berjuang hhahaa
Kami tungguu yaa hhee :D

A Wonderous Art Trip

Pameran yang berjalan sukses!!
Hahahaaa senangnyaaa..
Setelah kita begadang selama kurang lebih 2-3 hari untuk menyelesaikan karya masing-masing, akhirnya terlaksana juga tugas akhir semester kita
Banyak sekali yang berkunjung, mulai dari teman-teman ars, teman-teman teknik, orangtua, sahabat, adik kelas, saudara, semua deeh hhahaa
foto lengkapnya ada di sini